Rahasia Memberi

Memberi itu sama dengan menerima. Tidak logis tetapi benar. Di tingkat kuantum, semua hal sebenarnya melakukan sesuatu hanya untuk dirinya sendiri. Jadi ketika Anda memberi kepada orang lain pada hakikatnya Anda sedang bersedekah kepada diri Anda sendiri.

Dan karena setiap niat sedekah yang ikhlas berdaya energi kuantum yang dahsyat, maka seperti banyak kisah ajaib tentang the power of giving, ketika Anda memberi dengan ikhlas maka justru Andalah yang akan menerima kembali dalam jumlah berlipat ganda - hasil perkalian sedekah itu dengan bilangan kuantum yang hanya diketahui Tuhan. Dan luar biasanya, karena hal ini adalah hukum alam, Anda tidak harus percaya akan hal ini !

Seperti Anda tidak perlu percaya hukum gravitasi, lepaskan saja sesuatu dari genggaman Anda maka ia akan terjun ke bawah menghantam bumi. Seperti itulah hukum "memberi = menerima", lakukan saja pemberian Anda atau keluarkan saja sedekah dengan penuh syukur tanpa merasa ada milik Anda yang berkurang, dan saksikanlah apa yang terjadi dengan hidup Anda.

(Dikutip dari Quantum Ikhlas Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati by Erbe Sentanu, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007).

Cara-cara Menjadi Kaya


Pertanyaan pertama : siapa yang MAU menjadi kaya ? Semua orang pasti akan angkat tangan.  
Pertanyaan kedua : siapa yang BERUSAHA untuk menjadi kaya ? Hanya sebagian saja yang angkat tangan.
Pertanyaan ketiga : Siapa yang SUDAH kaya ? Jumlah yang angkat tangan lebih sedikit lagi. 

Apa yang salah disini ? 
Pada pertanyaan pertama, orang hanya ditawari saja suatu keadaan. Tidak sulit, karena mereka tinggal bilang mau atau tidak. Pada pertanyaan kedua, sudah menjurus ke tindakan yang akan anda lakukan untuk mencapai pertanyaan pertama tersebut. Disini orang yang menjawab positif tidak sebanyak di pertanyaan pertama. 
Bermacam-macam penyebabnya, Mengapa ? 
Orang mau kaya secara cepat, kalau bisa secara instan tanpa perlu bekerja keras. Alasan kedua, mereka mau bekerja keras, tapi `not in the right track' sehingga kerja keras mereka tidak membuahkan hasil sesuai yang mereka harapkan. Alasan ketiga, mereka tidak tahu, harus mulai darimana. Alasan terakhir, mereka merasa cukup hidup yang biasa-biasa saja, tidak perlu terlalu ambisius. "Ora usah ngoyo", begitu kata orang Jawa. Pada pertanyaan ketiga adalah pada hasil, apakah hasil kerja anda di pertanyaan kedua membuahkan hasil yang memuaskan. Hanya orang yang sudah berhasil di pertanyaan kedua yang bisa ikut angkat tangan disini. 

Sebenarnya, gimana sih cara untuk menjadi kaya, terutama secara mudah kalau bisa ? Ada beberapa cara lain untuk kaya secara mudah. 
1. Lahir sebagai anak orang kaya. Jadi berbahagialah anda yang lahir dengan nama belakang Onassis, Walton, atau Rockeffeler. Karena begitu lahir anda cukup angkat tangan untuk menjawab pertanyaan ketiga saja. Bahkan Robert Kiyosaki, dalam salah satu seminarnya pernah mengatakan, pada waktu kecil dia berharap nama keluarganya bukan Kiyosaki, namun Kawasaki. 

2. kawin dengan anak orang kaya. Namun apabila anda sudah menikah dan tidak mendapatkan `kesempatan' ini, anda bisa dengan cara ketiga, yaitu mempunyai menantu orang kaya. 

3. Yang berikut ini lebih mengandalkan dewi fortuna, Misalnya anda menang undian, atau dapat warisan mendadak dari keluarga anda. Kalau dari semua cara instan tersebut anda tidak berhasil, berarti anda memang harus menggapainya melalui jalur kerja keras. 

Di dalam buku pemasaran klasik "Horse Sense" karya Jack Trout dan Al Ries, dikatakan disana ada 3 cara untuk menjadi kaya secara instan, yaitu (1) marry a rich person, (2) steal in nice, legal way; or (3) get to know the right people. Cara ketiga ini yang menarik. Bertemu dengan orang yang tepat. Kerja keras (hard work) saja tidak menjamin orang menjadi kaya. Perlu juga diimbangi dengan kerja cerdas (smart work). 

Robert Kiyosaki termasuk beruntung bertemu dengan orang yang tepat, yaitu `Rich Dad'nya. Orang yang tepat adalah orang yang bersedia menjadi mentor kita, serta mau membimbing kita. Tentunya dia sendiri juga sudah kaya, jadi bimbingan yang diberikan bukan cuma teori doang, tapi pengalaman. Pengalaman itu mahal harganya, karena dengan belajar dari pengalaman orang lain anda akan terhindar dari 'lubang jebakan' kegagalan. Dengan adanya mentor, proses anda akan lebih cepat daripada jalan sendiri. Nah, dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti apa sih orang yang tepat itu ? 

Tidak mudah memang menemukan orang yang tepat. Kalaupun misalnya anda sudah ketemu dengan orangnya, belum tentu juga dia mau membimbing anda. Orang yang tepat tidaklah selalu membimbing anda secara langsung, bisa juga teknik, system, prinsip, kisah sukses orang lain, tokoh idola, maupun suatu kebijaksanaan (wisdom). Tidak usah berpikir terlalu rumit, mulailah dari sekitar anda saja. 

Adakah suatu kebijakan atau seseorang yang sudah sukses yang bisa anda contoh ? Kalau ada, cobalah untuk mengamati bagaimana proses yang dia lakukan selama ini. Lalu bagaimana mengetahui bahwa prinsip atau mentor yang akan kita contoh itu tepat ? Just Do It, seperti kata Nike. Lakukan saja. Lakukan ini semua secara fleksibel, artinya jika satu mentor tidak sesuai dengan anda cobalah cari mentor lain. Jangan pula takut gagal, karena kita akan lebih banyak belajar dari kegagalan daripada keberhasilan. Tidak ada pula aturan yang melarang anda mempunyai beberapa mentor / prinsip sekaligus. Mungkin dengan merangkum kebijakan-2 tersebut, anda bisa menciptakan suatu prinsip baru yang sesuai dengan anda. 

Sukses untuk anda ! - Sonny V. Sutedjo - (Artikel pernah dimuat di Majalah Pengusaha Sep 2003)

Tips Memilih Pekerjaan Berdasarkan Kepribadian

Anda pasti setuju dengan pernyataan, bahwa untuk bisa total mengerjakan sebuah pekerjaan, harus mencintai pekerjaan tersebut. Namun, bagaimana bisa mencintai pekerjaan yang ada sekarang, jika sebenarnya pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kepribadian?

Berikut adalah 6 tipe kepribadian beserta dengan pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kepribadian tersebut. Namun, perlu dicatat, beberapa pekerjaan atau profesi yang tercantum memerlukan pendidikan, pelatihan, dan kualifikasi tertentu.

1. Artistik
Kepribadian semacam ini adalah mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi yang sangat luas. Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil karya. Mereka lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang berkaitan dengan bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek lanskap, pembuat produk, dan produser.

2. Konvensional
Tipe kepribadian semacam ini menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan, prosedur, jadual, dan instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data ketimbang harus mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan urutan, segala yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam ini antara lain; akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan penulis teknis.

3. Wirausahawan
Tipe wirausahawan adalah orang yang pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah hasil kerja dari awal hingga akhir, khususnya yang berhubungan dengan bisnis. Mereka tipe pelaku, bukan pemikir, dan lebih senang melihat "gambaran besar" ketimbang gambar-gambar kecil yang justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang seperti ini adalah; agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur program, dan sales manager .

4. Penyelidik
Tipe seperti ini senang bekerja sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih senang menggunakan logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu pasti. Pekerjaan yang memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa senang. Profesi yang tepat untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis sistem komputer, pengurus perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.

5. Realistik
Senang dengan hasil akhir, tipe ini adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.

6. Sosialis
Sosialis senang membantu orang lain dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai berkomunikasi dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih baik bicara dengan orang lain ketimbang bekerja dengan mesin atau data. Pekerjaan yang terbaik untuk mereka adalah untuk membuatnya bertemu dengan orang lain, seperti pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan motivator.

Apa sih yang dimaksud BAHAGIA itu?

Apa sih yang dimaksud dengan bahagia itu? Bahagia adalah pada saat apa yang kita impi-impikan atau apa yang kita cita-citakan dapat kita mencapainya dan mendapatkannya dalam keadaan sadar dan nyata.

Yang namanya BAHAGIA, Pada saat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kebahagiaan dan suka cita akan datang dalam hidup kita. Tapi setelah kebahagiaan dapat tercapai, dan kita rasakan, maka selanjutnya, kita dihadapkan kepada situasi dan kondisi yang tidak bahagia lagi, muncul beban berat dalam kehidupan untuk memaksa kita menuntas problem berat tersebut, jika kita bisa menuntaskannya maka kita akan mendapatkan kebahagiaan itu kembali…….Demikian seterusnya. Kebahagiaan datang, kebahagiaan pergi. Kebahagiaan itu seperti sayap. Nggak bisa lama-lama bertahan. Setelah itu kebahagiaan akan pergi lagi dan kita dihadapkan pada kenyataan yang nggak membahagiakan.Contoh: pada waktu kita bisa tamat SMA, wow sangat bahagia dan suka cita. Terbayang dalam pikiran kita, wah betapa kerennya bisa kuliah dan menyandang predikat Mahasiswa. Wow keren. Mahasiswa bung. Kita mulai sibuk daftar dan mancari Universitas mana, begitu diterima, eng ing eng, predikat sebagai mahasiswa sudah berada di depan mata. Kita bahagia sekali. Kita lagaknya sudah bagaikan Profesor hebat, kuliah pakai buku diktat tebal-tebal.

Setelah menjalankan perkuliahan sebagai mahasiswa, cepat atau lambat, mulai timbul ketegangan dan kecemasan. Wah rupanya nggak enak yach jadi mahasiswa, beban SKS yang berat dan dosennya yang pelit nilai, membuat kita semua jadi was-was, apa bisa selesai S1 tepat waktu??. Mulailah kebahagiaan lenyap ditelan bumi. Mulai ada ketakutan, gimana bisa nggak selesai S1? Apalagi kita mendengar kabar teman sekampung udah sarjana S1 tepat waktu, sedangkan kita belum juga selesai, ketakutan akan problem perkuliahan yang berat mulai membuat kita nggak bahagia. Kita mulai berpikir, seandainya saya bisa menjadi sarjana, betapa bahagianya. Sarjana bung? Keren khan……….

Setelah berjuang begitu luar biasa, akhirnya tercapai juga menjadi sarjana S1. Ada rasa bahagia. Tapi rasa bahagia tersebut, nggak bertahan lama, setelah itu muncul lagi yang namanya tidak bahagia. Mulai gelisah, kapan dapat pekerjaan? Di zaman sekarang yang penuh persaingan, sangat sulit untuk bisa mendapat pekerjaan karena sarjana tersebut harus bersaing dengan ribuan sarjana yang juga bekerja keras untuk bisa tembus mendapat pekerjaan. Setelah melamar sana-sini yang sudah menghabiskan uang perangko dan uang beli kertas dan amplop surat, akhirnya kita dites untuk bisa diterima sebagai karyawan baru. Mulailah tidak bahagia. Sangat kuatir, bisa nggak dapat pekerjaan? Sangat gelisah. Ternyata akhirnya kita berhasil juga dapat pekerjaan di sebuah perusahaan bergengsi Aduh bahagianya dan sangat bersuka cita. Gaji pertama, ajak papa mama dan adik adik makan enak-enak di restoran. Sangat bahagia sekali dan menjadi kenangan indah.

Setelah bekerja sekian tahun, mulai gelisah dan nggak bahagia lagi, mulai bingung dan sangat tidak nyaman, kok gaji saya nggak naik-naik? Padahal kita udah kerja jujur dan memberikan masukan-masukan yang berharga untuk Bos & untuk kemajuan perusahaan, kok bos pura-pura nggak tahu, tentang keadaan kita ??. Apa bos nggak tahu, biaya hidup sekarang udah mahal dan nggak sesuai lagi dengan tingkat gaji sekarang?

Mulai tidak bahagia… mulai pikiran stress muncul. Mulai muncul rasa sentimental, Kapan dapat jodoh? Hahaha, kok teman kita tiap malam minggu pergi ngapel, kok saya ini masih terpaku dengan beberapa media? Wah mulai nggak bahagia. Mulai stress dan mulai betapa hidup ini sangat kesepian jika nggak punya pasangan.

Setelah berjuang sekian tahun, akhirnya Tuhan buka pintu jodoh kita dan kita diizinkan menikah, wow sangat bahagia sekali, apalagi suasana bulan madu ke Pulau Bali atau ke luar negeri yang begitu menyenangkan. Malam pertama di lewati dalam suasana yang begitu romantis, sangat bahagia sekali dan menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Setelah menikah sekian tahun, mulai muncul persoalan lagi, kok belum punya anak, wah teman yang lain anaknya udah besar, kok saya belum? Mulai tidak bahagia dan mulai stress dan seterusnya dan seterusnya… kebahagiaan datang, tapi kebahagiaan datang nggak bertahan lama, secepat kilat, kebahagiaan seperti punya sayap terbang jauh.

Jadi apa definisi arti bahagia? Definisi arti bahagia adalah pada saat kita mendapatkan atau mencapainya, dan itu dikatakan sebagai sukses, maka kita akan merasa bahagia sekali. Setelah kita mencapai dan mendapatkan sukses yang mendatangkan kebahagiaan maka timbul rasa nggak bahagia lagi. Kita jadi nggak merasa puas. Karena problem berat mulai muncul, pengen punya mobil, pengen punya rumah, pengen bisnis sukses. Pengen naik jabatan, pengen punya anak cerdas dan pintar, pengen punya tabungan deposito, pengen punya apa saja . Itu semua kalau nggak bisa tercapai dalam hidup ini, akan merampas kebahagiaan kita.

Dengan datangnya kebahagiaan, itu artinya kesuksesan datang, yang akan membuat kita merasa bahagia. Jadi dalam hidup ini, kita nggak ada puasnya. Kita akan terus dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup yang datang silih berganti. Itulah hidup di dunia yang fana serba menderita. Manusia selalu dituntut untuk tuntaskan problemnya. Jika kita bisa tuntaskan persoalan menjadi selesai, maka bahagia pasti datang.

Jadi kesimpulannya, Tuntaskan semua persoalan hidup maka itu namanya Sukses tercapai, barulah kebahagiaan muncul dan membuat hati kita berbunga-bunga. Kita pandang sekeliling kita rasanya seperti rumput yang sangat hijau sekali, sangat bergairah dan bahagia sekali

Gengsi

Gengsi, Masih Perlukah …???
-Kenapa kita membeli Hp yang jauh lebih mahal dari keperluan kita ?
-Kenapa harus beli mobil yg mahal sekali yg jauh daripada kebutuhan kita ?
-Kenapa kita sering tak mau mengalah dan terlibat dalam perdebatan dengan orang lain ?
-Kenapa banyak orang berkelahi bahkan sampai membunuh hanya karena tersinggung oleh masalah kecil ?
-Kenapa Orang banyak berhutang untuk Gaya Hidup yang Maksimal, dengan Pendapatan minimal?

Jawabnya Demi gengsi…satu kata yang cukup membuat harga diri kita terusik.. kita gengsi kalo tak punya baju bagus..mobil mewah..rumah bagus, HP terbaru, Atau Gadget Mutakhir.. bahkan kita gengsi untuk meminta maaf meskipun kita tau kita salah ato karena usia kita lebih tua. Manusia ingin dihargai, ini bagus. Sayangnya kita sering kebablasan, kita haus akan kebanggaan diri yg tidak ada habis2nya. Diri kita ingin selalu menang dari orang lain, ingin selalu dihormati, ingin dilayani. Kita mati2an melindungi diri kita agar tidak disinggung orang, agar tidak direndahkan atau dihina. Maka seumur hidup kita sibuk melindungi harga diri kita.Kenapa orang bangga kalau punya barang mewah? Kenapa orang malu kalau tak punya? Hanya karena orang ingin merasa diri lebih baik daripada orang lain. Padahal kita pasti nggak lebih baik karena kaya.

Gengsi adalah 'kehormatan dan pengaruh yang diperoleh karena perbuatan besar'. Ingat karena sebuah perbuatan besar. bukan barang/kepemilikan yang besar "besar". Saat ini Kelihatannya memang masyarakat kita semakin materialistis, orang dipuji karena kekayaan materi. Kalau kaya Bangga Kalau miskin Malu dan terhina. Maka orang berebut menjadi kaya atau disebut kaya dengan jalan apapun, entah itu menipu, mencuri, korupsi atau apapun, yg penting kaya dan menjadi orang terpandang. itulah efek negatif dari sebuah gengsi.

Banyak orang salah kaprah Gengsi diawali dari kebanggaan yang berlebihan atas apa yang dimilikinya dan dirasa sempurna daripada orang lain. Sehingga dapat memperkecil kepekaan sosial. Ia bisa saja menganggap semua urusan diluar dirinya bukan urusannya. Terutama pada kaum yang lebih rendah dibawahnya.. Seandainya gengsi atau malu bisa dihilangkan asalkan pekerjaan tersebut halal dan tidak melanggar hukum saya kira pengangguran bisa ditekan. Masih banyak disekeliling kita bahwa setelah selesai sekolah atau kuliah ada bekerja di tempat yang sesuai jurusannya, atau dengan kata lain menjadi karyawan disebuah perusahaan atau pegawai negeri. Harus diakui Gengsi itu memberi rasa nikmat pada ego kita. Banyak orang yang karena memakan Gengsi hidup dalam sebuah dilema, Gonta-ganti HP, punya barang bagus, tetapi Ujung-ujungnya Hutang Yang besar dan menggunung serta dikejar-kejar oleh Debt Kolektot, Malu engga sih.

Starbuck di negara asalnya, adalah kedai kopi yang menawarkan suasana. Jadi, para peminum bisa menikmati kenyamanan saat duduk dan bukan hanya sekedar rasa kopinya. Di Indonesia, sebagian dari benefit ini mulai bergeser. Ini terjadi, karena sebagian konsumen yang pergi ke kedai kopi ini memang hanya ingin mengejar status belaka. Demikian juga, banyak kafe-kafe yang berkelas, sengaja membiarkan kafenya terbuka dan mudah dilihat orang. Karena gengsi, maka banyak konsumen yang tertarik dan mereka sudah mendapatkan kepuasannya bila status mereka terangkat saat memasuki kafe-kafe yang mahal ini. Padahal, mereka bisa mendapatkan dengan harga yang jauh lebih murah dan dengan rasa yang tidak kalah. Mereka membeli gengsi, bukan membeli makanan dan minumannya.

Mengapa terkadang memilih membeli jas-jas buatan desainer dunia yang namanya kondang setinggi langit Bukan karena ukurannya yang mungil, bukan juga karena potongannya yang lebih ramping. Label yang dijahitkan di jas itu membuat kita turut melambung bersama, dan secara tak langsung diasosiasikan dengan sesuatu yang mahal. Mengapa kita sering meminta menulis nama dan gelarnya selengkap mungkin. Prof Dr XXX, Eng, MM, Msi. Orang yang memilih gengsi sebenarnya tak punya apa-apa yang patut dibanggakan. Maksudnya, perbuatan besar. Karena itu, untuk memperoleh rasa hormat secara mudah dan instan kita melakukan semua kegiatan "besar" itu.

Apa yang menyebabkan gengsi ini? Pertama sudah pasti karena budaya dan norma kita. Paling tidak ada ketiga budaya dan norma yang membuat gengsi ini menjadi kebutuhan yang cepat terjadi. Pertama, konsumen Indonesia menyukai untuk sosialisasi. Ini kemudian mendorong seseorang untuk pamer atau tergoda untuk saling pamer. Kedua, kita masih menganut budaya feodal. Inilah yang menciptakan kelas-kelas sosial. Akhirnya, terjadi pemberontakan untuk cepat pindah kelas. Walau belum sesungguhnya pindah kelas, tetapi bisa dimulai dengan pamer terlebih dahulu. Ketiga, masyarakat kita mengukur kesuksesan adalah dengan materi dan jabatan. Akhirnya, banyak di antara kita ingin menunjukkan kesuksesan dengan cara memperlihatkan banyaknya materi yang dimiliki.

Cobalah merenung apa sih berfikir apalah gunanya dihargai orang hanya dengan menunjukkan hal semacam itu. Saya lebih bangga jika saya bisa banyak membantu orang tapi orang itu tidak tahu, dibanding berbuat sedikit tapi dibesar-besarkan, hal itu hanya memperlihatkan ketiadaan saja, hanya menghasilkan kesombongan diri, tida perlu gengsi. orang yang mengejar gengsi itu sebenarnya sedang kehausan untuk dihargai? Karena bisa jadi, penghargaan yang datang dari diri sendiri tidaklah mencukupi untuk memuaskan batin. Saya dan teman saya masih perlu mencari dan mendapatkan tambahan dosis pengakuan dari luar. Penghormatan dari luar untuk perilaku yang tidak bermanfaat, apalah gunanya?

Penyakit hati ini memang tidak mudah untuk ditindas. Gengsi akan terus ada selama kita tidak menyadarkan diri sendiri dengan observasi bahwa manusia itu sama. Diciptakan dengan kulit yang bersih dan sewaktu-waktu bisa kotor oleh tanah, juga diciptakan dengan rasa malu. Jadi tak ada alasan buat kita untuk gengsi melakukan hal yang baik meskipun banyak yang berada di luar kebiasaan manusia. Pendorong dari gengsi adalah gencarnya iklan dan promosi yang menempatkan gengsi sebagai bagian utama. Akibatnya, masyarakat yang sudah memiliki potensi untuk mementingkan gengsi.Sering dengar padi yang makin berisi itu seharusnya makin merunduk. Tetapi, isi padi masyrakat yang terlalu mementingkan gengsi cuma seringan kapas. Jadi Masihkan Perlu Gengsi dalam Hidup.. Coba tanyakan Ke Hati Dan Akal anda.